[menuju akhir]
Rangkaian Untuk Mendeteksi Adanya
Kebakaran Pada Gedung Menggunakan Sensor Flame
berdasarkan gambar pada halaman 936
1.TUJUAN[KEMBALI]
-Untuk mengetahui apa itu Sensor Flame
-Untuk mengetahui grafik respon Sensor Flame
-dapat membuat rangkaian aplikasi Sensor Flame untuk mendeteksi kebakaran gedung
2.ALAT DAN BAHAN[KEMBALI]
ALAT
- Batrai 12V
Baterai digunakan pada rangkaian ini berfungsi sebagai sumber energi listrik untuk menjalankan rangkaian.
-DC Voltmeter
untuk mengetahui beda potensial tegangan DC
-power supply
Power Supply berfungsi sebagai sumber energi listrik untuk menyuplai tegangan atau arus listrik pada rangkaian
BAHAN
-Flame sensor
flame sensor memiliki fungsi sebagai pendeteksi nyala api yang dimana
api tersebut memiliki panjang gelombang antara 760 nm - 110 nm.
-Resistor
sebagai tahanan dan komponen pasif
- Motor DC
alat yang mengubah energi listrik DC menjadi energi mekanik putaran
- Transistor NPN BC-547
Transistor
adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit
pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan
modulasi sinyal. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, di
mana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET),
memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber
listriknya
- Relay
Memiliki fungsi sebagai kontrol saklar (pemutus atau penghubung arus)
-buzzer
sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran
suara
-op amp
berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik
3.DASAR TEORI[KEMBALI]
Flame sensor Flame sensor merupakan salah satu alat instrument
berupa sensor yang dapat mendeteksi nilai intensitas dan frekuensi api
dengan panjang gelombang antara 760 nm ~ 1100 nm.
Cara kerja flame detector mampu
bekerja dengan baik untuk menangkap nyala api untuk mencegah kebakaran,
yaitu dengan mengidentifikasi atau mendeteksi nyala apiyang dideteksi
oleh keberadaan spectrum cahaya infra red maupun ultraviolet dengan
menggunakan metode optic kemudian hasil pendeteksian itu akan diteruskan
ke Microprosessor yang ada pada unit flame detector akan bekerja untuk membedakan spectrum cahaya yang terdapat pada api yang terdeteksi tersebut dengan sistem delay selama
2-3 detik pada detektor ini sehingga mampu mendeteksi sumber kebakaran
lebih dini dan memungkinkan tidak terjadi sumber alarm palsu.
Pada sensor ini menggunakan tranduser yang berupa infra red (IR)
sebagai sensing sensor. Tranduser ini digunakan untuk mendeteksi akan
penyerapan cahaya pada panjang gelombang tertentu, yang memungkinkan
alat ini untuk membedakan antara spectrum cahaya pada api dengan spectrum cahaya lainnya seperti spectrum cahaya lampu, kilatan petir, welding arc, metal grinding, hot turbine, reactor, dan masih banyak lagi.
Spesifikasi Flame sensor :
Output= Digital (D0)
Working voltage: 3.3V to 5V
Output format: Digital output (HIGH/LOW)\
Wavelength detection range: 760nm to 1100nm
Using LM393 comparator
Detection angle: About 60 degrees, particularly sensitive to the flame spectrum
Lighter flame detect distance 80cm
Data teknis
Photodiode yang terhubung, peka terhadap rentang spektrum cahaya,
yang dihasilkan oleh nyala api terbuka. Digital Out: Setelah mendeteksi
nyala api, sinyal akan dikeluarkan. Analoger Ausgang: Pengukuran
langsung dari unit sensor
Sensor memiliki 3 komponen utama pada papan sirkuitnya. Pertama, unit
sensor di bagian depan modul yang mengukur area secara fisik dan
mengirimkan sinyal analog ke unit kedua, amplifier. Penguat memperkuat
sinyal, sesuai dengan nilai resistansi potensiometer, dan mengirimkan
sinyal ke keluaran analog dari modul. Komponen ketiga adalah komparator
yang mematikan digital dan LED jika sinyal berada di bawah nilai
tertentu. Anda dapat mengontrol sensitivitas dengan menyesuaikan
potensiometer.
Sinyal akan dibalik; itu berarti bahwa jika Anda mengukur nilai tinggi, nilai tersebut akan ditampilkan sebagai nilai rendah
Jenis Flame Sensor/detektor
UV Flame Detektor
Flame Detector dengan teknologi ultraviolet mampu merespon radiasi
dengan kisaran spektral mulai dari 180 hingga 260 nanometer. Kemampuan
respon teknologi UV tergolong sangat cepat, begitu pula tingkat
sensitivitas yang sangat baik dalam range 0 sampai 50 kaki. Teknologi UV
memiliki respon sensitif terhadap lampu halogen, busur pengelasan,
serta petir dan muatan-muatan listrik lainnya.
Multi-Spectrum IR Flame sensor (MSIR)
sensor api dengan teknologi MSIR memanfaatkan secara multipel daerah
spektral IR dengan tujuan meningkatkan tingkat difeensiasi dari radiasi
sumber api maupun sumber non api. teknologi sensor api dengan MSIR ini
sangat tepat untuk area atau lokasi lokasi yang memungkinkan terjadi
resiko kebakaran yang menimbulkan asap. teknologi ini memiliki sistem
operasi berkecapatn sedang karena
memiliki kemampuan menjangkau jarak sampai dengan 200 kaki dari sumber
percikan api, indoor ataupun outdoor. Multi-Spectrum IR memiliki tingkat
kekebalan yang cenderung tinggi terhadap radiasi yang berasal dari IR
akibat adanya sengatan panas matahari, percikan akibat aktivitas
pengelasan, adanya muatan listrik, hingga pemicu berupa material
bersifat panas lainnya.
Visual Flame Imaging Detektor
Teknologi Flame Detektor yang terakhir ini memanfaatkan beberapa perangkat CCD image sensor
yang umumnya diaplikasikan pada kamera sirkuit tertutup, serta algoritma pendeteksi api untuk
menentukan keberadaan percikan api kebakaran sungguhan. Dengan adanya algoritma, maka
gambar
video yang didapat dari komponen CCD mampu diproses dan akan dihasilkan
analisis mengenai bentuk serta perkembangan api kebakaran sehingga akan
dapat dibedakan sumber api dan sumber non api. Teknologi tidak sama
bila dibandingkan dengan tiga teknologi yang sebelumnya. Visual Flame
Imaging juga bekerja dengan tidak bergantung terhadap gejala yang
mendeteksi terjadinya kebakaran seperti adanya cahaya api, emisi
karbondioksida, dan sebagainya. Mengingat karakteristik tersebut,
teknologi ini akan mungkin digunakan hanya pada lokasi-lokasi yang di
dalamnya memang telah biasa terdapat aktivitas pembakaran demi
menghindari terjadinya isu alarm palsu atau keliru.
UV/IR Flame Detektor
Flame
Detector dengan teknologi ultraviolet mampu merespon radiasi dengan
kisaran spektral mulai dari 180 hingga 260 nanometer. Kemampuan respon
teknologi UV tergolong sangat cepat, begitu pula tingkat sensitivitas
yang sangat baik dalam range 0 sampai 50 kaki. Teknologi UV memiliki
respon sensitif terhadap lampu halogen, busur pengelasan, serta petir
dan muatan-muatan listrik lainnya.
Kelebihannya
- Dapat mengetahui zone kebakaran lebih akurat.
- Dapat meringankan tugas pemadam kebakaran dalam mengatasi api.
- Lebih cocok diinstalasi di gedung bertingkat dan luas, seperti pusat perbelanjaan, perkantoran, dan hotel.
- Lebih mudah dalam melakukan proteksi diri terhadap kebakaran.
- Kemampuan proteksi kebakarannya lebih aman dan lebih teliti.
Kekurangannya
Dibandingkan dengan penginstalasian sistem fire alarm convensional, harga penginstalasian sistem addressable jauh lebih mahal.
Satu module hanya
dapat digunakan untuk 1 detektor. Jika dalam 1 gedung bertingkat
membutuhkan detektor dalam jumlah yang banyak, teknisi harus
menginstalasi module yang jumlahnya harus sesuai dengan jumlah detektor. Hal ini tentu saja berpengaruh pada harga yang harus dibayarkan.
Selain itu, proses penginstalasian sistem addressable juga
lebih kompleks dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Meskipun
demikian, kedua hal tersebut sesuai dengan kinerja dan hasil yang akan
didapat.
Relay
RELAY adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk menggerakan sejumlah kontaktor yang tersusun atau sebuah saklar elektronis yang dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik lainnya dengan memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber energinya. Kontaktor akan tertutup (menyala) atau terbuka (mati) karena efek induksi magnet yang dihasilkan kumparan (induktor) ketika dialiri arus listrik. Berbeda dengan saklar, pergerakan kontaktor (on atau off) dilakukan manual tanpa perlu arus listrik.
Transistor adalah alat semikonduktor yang
dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus
(switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Transistor dapat
berfungsi semacam kran listrik, di mana berdasarkan arus inputnya (BJT)
atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang
sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Kapasitor NPN memiliki
simbol seperti gambar di bawah ini:
Simbol Transistor NPN BC547
Terdapat rumus rumus dalam mencari transistor seperti rumus di bawah ini:
V = (Vbat - Vled)
Rled = V / Iled
IB = (VBB - VBE) / RB
VCE = VCC - ICRC
PD = VCE.IC
Transistor
adalah komponen aktif yang menggunakan aliran electron sebagai prinsip
kerjanya didalam bahan. Sebuah transistor memiliki tiga daerah doped
yaitu daerah emitter, daerah basis dan daerah disebut kolektor.
Transistor ada dua jenis yaitu NPN dan PNP. Transistor memiliki dua
sambungan: satu antara emitter dan basis, dan yang lain antara kolektor
dan basis. Karena itu, sebuah transistor seperti dua buah dioda yang
saling bertolak belakang yaitu dioda emitter-basis, atau disingkat
dengan emitter dioda dan dioda kolektor-basis, atau disingkat dengan
dioda kolektor.
Bagian
emitter-basis dari transistor merupakan dioda, maka apabila dioda
emitter-basis dibias maju maka kita mengharapkan akan melihat grafik
arus terhadap tegangan dioda biasa. Saat tegangan dioda emitter-basis
lebih kecil dari potensial barriernya, maka arus basis (Ib) akan kecil.
Ketika tegangan dioda melebihi potensial barriernya, arus basis (Ib)
akan naik secara cepat.
Karakteristik Output
Sebuah
transistor memiliki empat daerah operasi yang berbeda yaitu daerah
aktif, daerah saturasi, daerah cutoff, dan daerah breakdown. Jika
transistor digunakan sebagai penguat, transistor bekerja pada daerah
aktif. Jika transistor digunakan pada rangkaian digital, transistor
biasanya beroperasi pada daerah saturasi dan cutoff. Daerah breakdown
biasanya dihindari karena resiko transistor menjadi hancur terlalu
besar.
Gelombang I/O Transistor
Resistor
Resistor
atau hambatan adalah salah satu komponen elektronika yang memiliki
nilai hambatan tertentu, dimana hambatan ini akan menghambat arus
listrik yang mengalir melaluinya. Sebuah resistor biasanya terbuat dari
bahan campuran Carbon. Namun tidak sedikit juga resistor yang terbuat
dari kawat nikrom, sebuah kawat yang memiliki resistansi yang cukup
tinggi dan tahan pada arus kuat. Contoh lain penggunaan kawat nikrom
dapat dilihat pada elemen pemanas setrika. Jika elemen pemanas tersebut
dibuka, maka terdapat seutas kawat spiral yang biasa disebut dengan
kawat nikrom.
Satuan Resistor adalah Ohm (simbol: Ω) yang merupakan satuan SI untuk resistansi listrik. Dalam sejarah,
kata ohm itu diambil dari nama salah seorang fisikawan hebat asal
German bernama George Simon Ohm. Beliau juga yang mencetuskan keberadaan
hukum ohm yang masih berlaku hingga sekarang.
Resistor
berfungsi sebagai penghambat arus listrik. Jika ditinjau secara
mikroskopik, unsur-unsur penyusun resistor memiliki sedikit sekali
elektron bebas. Akibatnya pergerakan elektronya menjadi sangat lambat.
Sehingga arus yang terukur pada multimeter akan menunjukan angka yang
lebih rendah jika dibandingkan rangkaian listrik tanpa resistor.
Namun
meskipun misalnya kita menyusun rangkaian listrik tanpa resistor, bukan
berarti tidak ada hambatan listrik didalamnya. Karena setiap konduktor
pasti memiliki nilai hambatan, meskipun relatif kecil. Namun dalam
perhitungan matematis, biasanya kita abaikan nilai hambatan pada
konduktor tersebut, dan kita anggap konduktor dalam kondisi ideal. Itu
berarti besar resistansi konduktor adalah nol.
Simbol dari resistor merupakan sebagai berikut :
MOTOR LISTRIK
Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion).
Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti
namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus
searah atau DC (Direct Current)
untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan
pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber
listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Bentuk dan Simbol Motor DC :
Prinsip Kerja Motor DC
Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor. Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah
bagian yang berputar, bagian Rotor ini terdiri dari kumparan Jangkar.
Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa komponen penting
yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub motor), Field winding (kumparan medan magnet), Armature Winding (Kumparan Jangkar), Commutator (Komutator) dan Brushes (kuas/sikat arang).
Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena
elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan,
permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke
magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan
bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara
kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan
kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling
tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti
Voltmeter
Volt
meter DC merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui beda
potensial tegangan DC antara 2 titik pada suatu beban listrik atau
rangkaian elektronika. Konsep yang digunakan dalam sebuah volt meter DC
hampir sama dengan konsep pada ampere meter. Pada volt meter arus searah
atau DC volt meter tahanan shunt atau shunt resistor dipasang seri
dengan kumparan putar magnet permanen (permanent magnet moving coil)
PMMC yang berfungsi sebagai pengali (multiplier).
Baterai
Baterai
(Battery) adalah sebuah sumber energi yang dapat merubah energi kimia
yang disimpannya menjadi energi listrik yang dapat digunakan seperti
perangkat elektronik. Hampir semua perangkat elektronik yang portabel
seperti handphone, laptop, dan maianan remote control menggunakan
baterai sebagai sumber listriknya. Dengan adanya baterai, sehingga tidak
perlu menyambungkan kabel listrik ke terimanal untuk dapat mengaktifkan
perangkat elektronik kita sehingga dapat dengan mudah dibawa
kemana-mana. Setiap baterai terdiri dari terminal positif (Katoda) dan
terminal negatif (Anoda) serta elektrolit yang berfungsi sebagai
penghantar. Output arus listrik dari baterai adalah arus searah atau
disebut juga dengan arus DC (Direct Current). Pada umumnya, baterai
terdiri dari 2 jenis utama yakni baterai primer yang hanya dapat sekali
pakai (single use battery) dan baterai sekunder yang dapat diisi ulang
(rechargeable battery). Baterai yang dibahas pada proposal ini yang
dapat diisi ulang dan biasa digunakan pada kendaraan listrik yaitu
baterai Lithium ion dan Lithium Polymer.
4.PERCOBAAN[KEMBALI]
GAMBAR RANGKAIAN
PRINSIP KERJA
Rangkaian
Flame Sensor menggunakan logicstate sebagai logikanya. saat logicstate
berlogika 1 yaitu Flame sensor mendeteksi adanya kebakaran, maka arus
akan mengalir dari power sebesar 5 volt menuju input vibration sensor
dan keluar di ouputnya menuju op amp dan mengalami penguat sinyal. lalu
menuju ke resistor sebesar 10k kemudian ke basis
transistor dan menyebabkan aktifnya transistor. Karena transistor aktif
maka arus akan mengalir dari power melalui relay menuju kolektor dan
emitor transistor dan ke ground. Akibatnya relay menjadi aktif dan
menyebabkan rangkaian loop terhubung. Sehingga mengaktifkan motor dc
dan buzzer yang dirangkai paralel. dimana motor dc sebagai penanda
adanya kebakran dan buzzer sebgai alarmnya.
Prosedur percobaan:
-Siapkan seluruh alat dan bahan yang
akan digunakan di Proteus
-Letakkan semua alat dan bahan pada proteus
-Lalu tekan tombol jalankan -Rangkaian
Flame Sensor menggunakan logicstate sebagai logikanya.
-saat logicstate
berlogika 1 yaitu Flame sensor mendeteksi adanya kebakaran
-maka arus
akan mengalir dari power sebesar 5 volt menuju input vibration sensor
dan keluar di ouputnya menuju op amp dan mengalami penguat sinyal.
-lalu
menuju ke resistor sebesar 10k kemudian ke basis
transistor dan menyebabkan aktifnya transistor.
-Karena transistor aktif
maka arus akan mengalir dari power melalui relay menuju kolektor dan
emitor transistor dan ke ground.
-Akibatnya relay menjadi aktif dan
menyebabkan rangkaian loop terhubung.
-Sehingga mengaktifkan motor dc
dan buzzer yang dirangkai paralel.
-dimana motor dc sebagai penanda
adanya kebakran dan buzzer sebgai alarmnya.
6.VIDEO[KEMBALI]
7.DOWNLOAD FILE [KEMBALI]
Link HTML DOWNLOAD
Rangkaian Proteus DOWNLOAD
Link Video DOWNLOAD
DataSheet sensor flame DOWNLOAD
DataSheet Transistor NPN DOWNLOAD
[menuju awal]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar