SISTEM GENERAL CHECK-UP KESEHATAN MANUSIA


 

Referensi:

1.      Ramesh Saha, Biswas, S., Sarmah, S., Karmakar, S., & Das, P. (2021). A Working Prototype Using DS18B20 Temperature Sensor and Arduino for Health Monitoring. SN Computer Science, 2(1), 1–21. https://doi.org/10.1007/s42979-020-00434-2

2.      Vaibhav Mishra1 , Durgesh Kumar Mishra2, A. P. A. T. (2019). Health Monitoring System using IoT using Arduino Uno Microcontroller. International Research Journal of Engineering and Technology (IRJET), 2395–0072.

3.      Sujadi, H., Prasetyo, T. F., & Lazuardi, M. F. (2018). Rancang Bangun Purwarupa Sistem General Check-Up Kesehatan Manusia Berbasis Mikrokontroller Arduino Uno R3. J-Ensitec, 4(02), 220–225. https://doi.org/10.31949/j-ensitec.v4i02.1208

4.      Sharma, P., Soam, P., & Joshi, N. (2021). Health Monitoring System Using IoT. Lecture Notes in Electrical Engineering, 788, 687–698. https://doi.org/10.1007/978-981-16-4149-7_62

5.      Prameswari, A. D. (2015). Rancang Bangun Sistem Pemantauan Detak Jantung Pasien Pengguna Kendaraan berbasis Mikrokontroler Arduino, 131.


Tips & Trick:




3. BELAJAR MEMBUAT PENGUKUR SUHU DS18b20 DENGAN ARDUINO SEBAGAI PENGENDALINYA






1. Abstrak [Kembali]

Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat maju, khususnya teknologi komunikasi dapat kita temukan tentang berbagai macam inovasi teknologi yang diciptakan untuk membantu kehidupan manusia. Salah satunya adalah mikrokontroler teknologi yang memberikan manfaat dalam kehidupan termasuk dalam pemeriksaan secara umum dalam dunia kesehatan. Umum pemeriksaan merupakan salah satu pemeriksaan dalam dunia kesehatan di rumah sakit atau puskesmas. Jumlah kesehatan keluhan di Indonesia sendiri khususnya pedesaan cukup banyak. Namun, belum diimbangi dengan pemeriksaan rutin, maka dari itu keluhan kesehatan di indonesia khususnya pedesaan sangat banyak, banyak macamnya
yang dapat dilakukan oleh penduduk Indonesia khususnya pedesaan untuk memeriksakan kesehatannya sendiri agar keluhan kesehatan di Indonesia dapat dikurangi dengan memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Dari apa sudah dijelaskan di atas, saya membuat sistem general check up agar lebih mudah dan cepat periksa di puskesmas. Di dalam sistem pemeriksaan umum ini menggunakan komponen mikrokontroler, sensor ultrasonik, temperatur tipe DS18B20 sensor dan sensor load cell yang terintegrasi dengan komponen perangkat keras yaitu bluetooth HC-05, setelah terintegrasi dan terkoneksi dengan aplikasi general check up akan muncul berupa nilai pada smartphone android


2. Pendahuluan [Kembali]

Jumlah persentasi penduduk yang mengalami keluhan kesehatan menurut data statistik atau Badan Pusat Statistik mulai tahun 2014 di perkotaan mencapai 28,57% dan di tahun 2015 keluhan kesehatan di indonesia meningkat sebesar 1,76% dari total 30,33%, dan pada tahun 2016 di perkotaan mengalami penurunan lagi sebesar 1,54% dari total 28,79%, dan pada tahun 2014 keluhan kesehatan di indonesia mencapai 29,87%, dan di tahun 2015 keluhan kesehatan di indonesia meningkat sebesar 0,49%, dari total 30,36%, dan pada tahun 2016 keluhan kesehatan di indonesia menurun lagi sebesar 2,1%, dari total 28,26%, penduduk di indonesia, di banding dari tahun 2014 sampai 2016 keluhan kesehatan di indonesia di perkotaan dan pedesaan sangatlah menurun drastis pada pedesaan sampai menurun 2,1% jelas lebih besar dibanding perkotaan jika cenderung mengikuti pola nasional dari yang sudah di jelaskan di atas menurut Badan Pusat Statistik masih kurangnya tingkat kesadaran penduduk untuk memeriksakan dirinya ke puskesmas terdekat yang ada di daerahnya masing-masing, maka dari itu penduduk pedesaan jauh lebih turun drastis dibandingkan penduduk perkotaan. Berdasarkan keadaan yang demikian maka perlunya sebuah solusi untuk meminimalisir pemborosan waktu dan suatu data dapat di ambil secara bersamaan agar mempermudah dokter atau ahli kesehatan medis mendapatkan suatu data di puskesmas tersebut, maka perlu di rancang sebuah penelitian yang berjudul “Rancang Bangun Purwarupa Sistem General Check-Up Kesehatan Manusia Berbasis Mikrokontroller Arduino Uno R3”.


3. Landasan Teori [Kembali]

Arduino Uno

Gambar 24. Arduino Uno

Arduino Uno adalah salah satu dari sekian jenis produk dari keluarga arduino yang papan elektroniknya memiliki mikrokontroler ATMega 328.

IC mikrokontroler di papan eletronik itu nantinya bertindak seperti layaknya sebuah komputer dikarenakan memiliki CPU, RAM, mapun ROM.

Dengan kata lain Arduino Uno merupakan board mikrokontroler berbasis ATmega328 (datasheet).

Ia memiliki 14 pin input dari output digital, dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai output PWM dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header, dan tombol reset.

Agar mikrokontroler dapat digunakan,pengguna cukup menghubungkan Board Arduino Uno ke komputer dengan menggunakan kabel USB atau listrik dengan AC yang-ke adaptor-DC atau baterai untuk menjalankannya.

Yang spesial dari Uno ini adalah dalam hal koneksi USB-to-serial yaitu menggunakan fitur Atmega8U2 yang diprogram sebagai konverter USB-to-serial.

Nama “Uno” berarti satu dalam bahasa Italia, untuk menandai peluncuran Arduino 1.0. Uno dan versi 1.0 akan menjadi versi referensi dari Arduino. Uno adalah yang terbaru dalam serangkaian board USB Arduino, dan sebagai model referensi untuk platform Arduino, untuk perbandingan dengan versi sebelumnya, lihat indeks board Arduino.

Spesifikasi Arduino Uno

– Mikrokontroler : ATMega32P

– Tegangan operasional pada 5 Vdc

– Tegangan masukan (rekomendasi) pada 7 – 12 Vdc

– Jumlah Digital I/O > 14 pin

– Jumlah analog Input > 6 pin

– Flash Memory 32 KB

– SRAM 2 KB

– eepROM 1 KB

– Clocking speed > 16 MHz

– Panjang papan elektronik > 68.6 mm

– Lebar papan elektronik > 53.4 mm

– Berat modul : 25 gr

Sementara Arduino Uno yang terbaru saat ini yakni R3 sudah memiliki fitur tambahan yakni:

– Pinout yang juga ditambah dengan pin khusus SDA dan SCL yang dekat dengan pin AREF dan 2 pin baru lainnya yang diletakkan dekat dengan pin RESET, IOREF. Untuk ke depannya, module shield kompatibel dengan board yang beroperasi dengan tegangan 5V.

– Rangkaian RESET yang lebih efektif

– Penggunaan Atmega 16U2 menggantikan Atmega 8U2

Daya Arduino Uno

Sumber daya Arduino UNO bisa berasal dari koneksi USB atau dengan sebuah power suplai eksternal. Sumber dayanya pun dipilih secara otomatis.

adapun persediaan tegangan eksternal (non-USB) diperoleh dari tegangan masukan adaptor DC dengan range minimal 6 – 20Vdc ataupun baterai.

Adaptor dihubungkan dengan mencolokkan sebuah jack plug DC yang panjangnya 2,1 mm ke power jack dari board. Sedangkan untuk baterai dapat dihubungkan menggunakan kabel jumper.

Pin daya yang terdapat pada Arduino Uno yakni:

– VIN yakni tegangan supply masuk sebesar 5V, sebagai pengganti daya dari USB maupun dari power supply jack DC.

– 5V yakni tegangan keluaran yang difungsikan catu daya untuk module, sensor, maupun shield

– 3V3 yakni tegangan keluaran khusus dengan output 3.3 v, yang difungsikan sebagai catu daya

– GND yakni pin ground baik untuk VIn, 5V, maupun 3V3

Memori

Papan Ic Arduino Uno jenis ATmega328 dilengkapi 32 KB (dengan 0,5 KB digunakan untuk bootloader), 2 KB dari SRAM dan 1 KB EEPROM (EEPROM liberary).

Input dan Output

Dalam perangkat ini, terdapat masing-masing 14 pin digital yang dapat digunakan sebagai input atau output, dengan menggunakan fungsi pinMode (), digitalWrite (), dan digitalRead (), beroperasi dengan daya 5 volt.

Masing-masing pin bisa memberikan atau menerima maksimum 40 mA dan memiliki internal pull-up resistor (secara default terputus) dari 20-50 kOhms. Ada juga beberapa pin yang mempunyai fungsi khusus yakni:

– Serial 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirimkan (TX) TTL data serial. Pin ini dihubungkan ke pin yang berkaitan dengan chip Serial ATmega8U2 USB-to-TTL.

– Eksternal menyela: 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasi untuk memicu interrupt pada nilai yang rendah, dengan batasan tepi naik atau turun, atau perubahan nilai. Lihat (attachInterrupt) fungsi untuk rincian lebih lanjut.

PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Menyediakan output PWM 8-bit dengan fungsi analogWrite ().

SPI: 10 (SS), 11 (Mosi), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mendukung komunikasi SPI menggunakan SPI library.

LED: 13. Ada built-in LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin bernilai nilai HIGH, LED on, ketika pin bernilai LOW, LED off.

Uno memiliki 6 masukan analog, berlabel A0 sampai dengan A5, yang masing-masing menyediakan 10 bit dengan resolusi (yaitu 1024 nilai yang berbeda). Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus:

I2C: A4 (SDA) dan A5 (SCL). Dukungan I2C (TWI) komunikasi menggunakan perpustakaan Wire.

Aref. Tegangan referensi (0 sampai 5V saja) untuk input analog. Digunakan dengan fungsi analogReference ().

Reset. Bawa baris ini LOW untuk me-reset mikrokontroler.

Fungsi Arduino Uno

Seperti layaknya papan elektronik Arduino Uno berfungsi membuat program untuk mengendalikan berbagai komponen elektronika.

Dan fungsi Arduino Uno ini dibuat untuk memudahkan pengguna dalam melakukan prototyping, memprogram mikrokontroler, membuat alat-alat canggih berbasis mikrokontorler.

Pemrograman Arduino Uno

Memprogram Arduino sangat mudah, karena sudah menggunakan bahasa pemrograman tingkat tinggi C++ yang mudah untuk dipelajari dan sudah didukung oleh library yang lengkap.

Arduino-Uno-project

Panduan lengkap pemrograman Arduino dan contoh contoh programnya dapat dipelajari disini
http://arduino.cc/en/Reference/HomePage

Contoh Project dengan Arduino Uno

Arduino Uno digunakan dalam banyak project seperti:

– Lampu flip-flop, lampu Lalu-lintas

– Robot pintar; line follower, maze solver, pencari api, dll

– Mengontrol motor stepper,

– Mendeteksi suhu dan mengatur suhu ruang,

– Jam digital

– Timer alarm

– Display LCD, dan masih banyak lagi contoh yang lainnya.

Sensor Ultrasonic

Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya.

Cara kerja sensor ini didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda dengan frekuensi tertentu.

Disebut sebagai sensor ultrasonik karena sensor ini menggunakan gelombang ultrasonik (bunyi ultrasonik). Salah satu sensor ultrasonik yang paling sering dijumpai adalah HC-SR04.

Gelombang ultrasonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi sangat tinggi yaitu 20.000 Hz. Bunyi ultrasonik tidak dapat didengar oleh telinga manusia. Bunyi ultrasonik dapat didengar oleh anjing, kucing, kelelawar, dan lumba-lumba.

Bunyi ultrasonik dapat merambat melalui zat padat, cair dan gas. Reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat padat hampir sama dengan reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat cair. Akan tetapi, gelombang bunyi ultrasonik akan diserap oleh tekstil dan busa.

Cara Kerja Sensor Ultrasonik

Pada sensor ultrasonik, gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah alat yang disebut dengan piezoelektrik dengan frekuensi tertentu. Piezoelektrik ini akan menghasilkan gelombang ultrasonik (umumnya berfrekuensi 40kHz) ketika sebuah osilator diterapkan pada benda tersebut.

Secara umum, alat ini akan menembakkan gelombang ultrasonik menuju suatu area atau suatu target. Setelah gelombang menyentuh permukaan target, maka target akan memantulkan kembali gelombang tersebut.

Gelombang pantulan dari target akan ditangkap oleh sensor, kemudian sensor menghitung selisih antara waktu pengiriman gelombang dan waktu gelombang pantul diterima.

Gambar 29. Sensor Ultrasonic

Secara detail, cara kerja sensor ultrasonik adalah sebagai berikut:

  1. Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan frekuensi tertentu dan dengan durasi waktu tertentu. Sinyal tersebut berfrekuensi di atas 20kHz. Untuk mengukur jarak benda (sensor jarak), frekuensi yang umum digunakan adalah 40kHz.
  2. Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi dengan kecepatan sekitar 340 m/s. Ketika sinyal menumbuk suatu benda, maka sinyal tersebut akan dipantulkan kembali oleh benda tersebut.
  3. Setelah gelombang pantulan sampai di alat penerima, maka sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung jarak benda tersebut.

Jarak benda dihitung berdasarkan rumus :

S = 340 . t / 2

Dimana:

S = Jarak antara sensor dengan benda yang diukur (m).
t = Waktu yang dibutuhkan sinyal untuk kembali ke sensor (s).

Aplikasi Sensor Ultrasonik Dalam Kehidupan

1. Bidang Kedokteran

Gelombang ultrasonik juga bermanfaat untuk diagnosis dan pengobatan dalam bidang kedokteran. Biasanya gelombang ultrasonik akan membantu untuk mendiagnosis berbagai penyakit yang dialami oleh pasien, contohnya penyakit tumor/ kanker.

Kita sering mendengar USG (Ultrasonografi) untuk ibu hamil agar dapat melihat janin dalam kandungannya. 

2. Bidang Industri

Dalam bidang industri, gelombang ultrasonik digunakan untuk mendeteksi keretakan pada logam, meratakan campuran besi dan timah, meratakan campuran susu agar homogen, mensterilkan makanan yang diawetkan dalam kaleng, dan membersihkan benda benda yang sangat halus.

Gelombang ultrasonik juga bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan mineral maupun minyak bumi yang tersimpan di dalam perut bumi. Selain itu penggunaan sensor ultrasonik banyak ditemui di pabrik-pabrik, salah satunya sebagai pengukur level muatan pada tangki baik itu berupa zat cair maupun padat.

3. Bidang Militer

Dalam bidang militer, gelombang ultrasonik digunakan sebagai radar atau navigasi, di darat maupun di dalam air. Gelombang ultrasonik digunakan oleh kapal pemburu untuk mengetahui keberadaan kapal selam, dipasang pada kapal selam untuk mengetahui keberadaan kapal yang berada di atas permukaan air, mengukur kedalaman palung laut, mendeteksi ranjau, dan menentukan posisi sekelompok ikan.

4. Bidang Pertanian

Dalam bidang pertanian, sensor ultrasonik digunakan untuk memantau tanaman, aplikasi pupuk, pengukuran level, dan aplikasi lainnya. Sensor ultrasonik juga digunakan untuk memantau sistem irigasi untuk mencegah over watering dan under watering sebagai pencegahan terhadap kerusakan tanaman. Sensor ultrasonik juga digunakan untuk memantau dan mengontrol aplikasi insektisida, pupuk, dan pestisida.

Pestisida digunakan secara luas pada tanaman untuk memastikan kesehatan yang baik dan hasil yang maksimal. Sering kali, ini digunakan secara berlebihan, yang menyebabkan pemborosan. Adopsi sensor ultrasonik mendeteksi celah antara tanaman dalam baris untuk disemprot di tempat-tempat yang tidak ada tanaman.

5. Bidang Otomotif

Dalam bidang otomotif, aplikasi sensor ultrasonik yang umum sekarang ini adalah sistem keamanan saat berkendara pada mobil. Sensor ultrasonik akan mendeteksi rintangan dan memperingatkan bahkan mengerem sebelum kemungkinan terjadinya tabrakan di lingkungan lalu lintas yang padat.

Sensor tersebut ditempatkan pada bumper depan dan belakang sehingga membantu dalam menentukan kecepatan dan jarak melalui gelombang suara. Selain itu sensor ultrasonik juga digunakan pada sistem parkir mobil otomatis.

Rangkaian Sensor Ultrasonik

Sensor ultrasonik terdiri dari beberapa bagian. Berikut adalah rangkaian sensor ultrasonik.

1. Piezoelektrik

Piezoelektrik berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Bahan piezoelektrik adalah material yang memproduksi medan listrik ketika dikenai regangan atau tekanan mekanis. Sebaliknya, jika medan listrik diterapkan, maka material tersebut akan mengalami regangan atau tekanan mekanis.

Jika rangkaian pengukur beroperasi pada mode pulsa elemen piezoelektrik yang sama, maka dapat digunakan sebagai transmitter dan reiceiver. Frekuensi yang ditimbulkan tergantung pada osilatornya yang disesuaikan frekuensi kerja dari masing-masing transduser. Karena kelebihannya inilah maka tranduser piezoelektrik lebih sesuai digunakan untuk sensor ultrasonik.

2. Transmitter

Transmitter adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai pemancar gelombang ultrasonik dengan frekuensi tertentu (misal, sebesar 40 kHz) yang dibangkitkan dari sebuah osilator. Untuk menghasilkan frekuensi 40 KHz, harus di buat sebuah rangkaian osilator dan keluaran dari osilator dilanjutkan menuju penguat sinyal.

Besarnya frekuensi ditentukan oleh komponen RLC / kristal tergantung dari desain osilator yang digunakan. Penguat sinyal akan memberikan sebuah sinyal listrik yang diumpankan ke piezoelektrik dan terjadi reaksi mekanik sehingga bergetar dan memancarkan gelombang yang sesuai dengan besar frekuensi pada osilator.

3. Receiver

Receiver terdiri dari transduser ultrasonik menggunakan bahan piezoelektrik, yang berfungsi sebagai penerima gelombang pantulan yang berasal dari transmitter yang dikenakan pada permukaan suatu benda atau gelombang langsung LOS (Line of Sight) dari transmitter.

Oleh karena bahan piezoelektrik memiliki reaksi yang reversible, elemen keramik akan membangkitkan tegangan listrik pada saat gelombang datang dengan frekuensi yang resonan dan akan menggetarkan bahan piezoelektrik tersebut.

Contoh Sensor Ultrasonik

Salah satu contoh sensor ultrasonik yang mudah dijumpai adalah HC-SR04. Sensor ini banyak digunakan karena harganya yang sangat terjangkau.Sensor ini merupakan sensor ultrasonik siap pakai, satu alat yang berfungsi sebagai pengirim, penerima, dan pengontrol gelombang ultrasonik. Alat ini bisa digunakan untuk mengukur jarak benda dari 2 cm - 4 m dengan akurasi sebesar 3 mm.

Alat ini memiliki 4 pin, pin VCC, GND, Trigger, dan Echo. Pin VCC untuk tegangan positif dan GND untuk ground-nya. Pin Trigger untuk trigger/pemicu keluarnya sinyal dari sensor dan pin Echo untuk menangkap sinyal pantul dari benda.

Gambar 30. Cara kerja ultrasonic sensor
Gambar 31. Grafik Ultrasonic sensor

 

Sensor DS18B20

Sensor DS18B20 merupakan sensor digital yang memiliki 12-bit ADC internal. Sangat presisi, sebab jika tegangan referensi sebesar 5Volt, maka akibat perubahan suhu, ia dapat merasakan perubahan terkecil sebesar 5/(212-1) = 0.0012 Volt ! Pada rentang suhu -10 sampai +85 derajat Celcius, sensor ini memiliki akurasi +/-0.5 derajat. Sensor ini bekerja menggunakan protokol komunikasi 1-wire (one-wire).

Keterangan kaki-kaki IC DS18B20

IC DS18B20 memiliki tiga kaki, yaitu GND (ground, pin 1), DQ (Data, pin 2), VDD (power, pin 3). Pada Arduino, VDD dikenal sebagai VCC. Dalam hal ini, kita asumsikan VCC sama dengan VDD. Tergantung mode konfigurasi, ketiga kaki IC ini harus dikonfigurasi terlebih dahulu. Sensor dapat bekerja dalam dua mode, yaitu mode normal power dan mode parasite power.
 

Pada Mode Normal, GND akan terhubung dengan ground, VDD akan terhubung dengan 5V dan DQ akan terhubung dengan pin Arduino, namun ditambahkan resistor pull-up sebesar 4,7k. Mode ini sangat direkomendasikan pada aplikasi yang melibatkan banyak sensor dan membutuhkan jarak yang panjang.

Pada Mode Parasite, GND dan VDD disatukan dan terhubung dengan ground. DQ akan terhubung dengan pin Arduino melalui resistor pull-up. Pada mode ini, power diperoleh dari power data. Mode ini bisa digunakan untuk aplikasi yang melibatkan sedikit sensor dalam jarak yang pendek.
 
 
Contoh pemrograman DS18B20 secara sederhana :
#include <OneWire.h>

#include <DallasTemperature.h>

 

// sensor diletakkan di pin 2

#define ONE_WIRE_BUS 2

 

// setup sensor

OneWire oneWire(ONE_WIRE_BUS);

 

// berikan nama variabel,masukkan ke pustaka Dallas

DallasTemperature sensorSuhu(&oneWire);

 

float suhuSekarang;

 

void setup(void)

{

Serial.begin(9600);

sensorSuhu.begin();

}

 

void loop(void)

{

 

suhuSekarang = ambilSuhu();

Serial.println(suhuSekarang);

delay(2000);

}

 

float ambilSuhu()

{

sensorSuhu.requestTemperatures();

float suhu = sensorSuhu.getTempCByIndex(0);

return suhu;

}

 
 


4. Metode Penelitian [Kembali]

Rencana / Planning

Rencana atau planning dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini untuk membuat prototype medical check up pasien berbasis mikrokontroller.  Digunakan Sensor ultrasonic sebagai pengukur tinggi, selain itu sensor load cell digunakan untuk menghitung berat badan pasien dan sensor ds18b20 digunakan untuk mendeteksi sensor suhu pasien yang akan ditempelkan di ketiak.

Analisis

Tahapan ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan spesifik sistem. Kebutuhan spesifik sistem adalah spesifikasi mengenai hal-hal yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan antara lain : masukan yang diperlukan sistem (input), keluaran yang dihasilkan (output), operasioperasi yang dilakukan (proses), sumber data yang ditangani dan Pengendalian (kontrol).

Rancangan / Desain

Dalam metode rancangan dimulai dengan menentukan proses yang dilakukan oleh sistem baru. Dimulai sejak menemukan masalah dan merumuskan teknik pemecahan masalahnya. Sehingga didapat tujuan penelitian. Adapun rancangan atau desain yang akan dibuat adalah meliputi hardware.

Implementasi


Dalam rangkaian sistem ini berisi diagram keseluruhan sistem secara garis besar tapi tetap menjelaskan dan menggambarkan cara kerja dari sistem general check-up :

1) Dibagian paling atas tihang pipa paralon terdapat sebuah sensor ultrasonik HC-SR04 yang digunakan untuk mengukur tinggi badan 

2) Di bagian tengah tihang paralon terdapat 1 buah sensor sebelah kiri yaitu sensor suhu badan manusia DS18B20 

3) Di bagian paling bawah dan sejajar dengan sensor ultrasonik yaitu sensor load cell 10Kg untuk mengukur berat badan atau benda

5. Hasil dan Pembahasan [Kembali]
Sensor Load Cell
 
Berdasarkan pengujian respon sensor load cell yang sudah dilakukan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa persentase tingkat keberhasilan dari pengujian sensor load cell adalah 80%.
 
Sensor Ultrasonik


Berdasarkan pengujian respon sensor ultrasonik yang sudah dilakukan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa persentase tingkat keberhasilan dari pengujian sensor ultrasonik adalah 80%. 
 
Sensor DS18B20
 

Tujuan pengujian dan analisis/pembahasan yang dilakukan pada sensor DS18B20 adalah untuk mendapatkan parameter tentang keakuratan sensor saat mendeteksi suhu badan manusia ketika sensor di masukan kedalam ketiak.


6. Kesimpulan [Kembali]

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan pada rancang bangun medical check up didapat kesimpulan sebagai berikut :
1. digunakan 3 jenis sensor pada prototype ini yaitu sensor loadcell, sensor ultrasonic, dan sensor db18b20
2. sensor loadcell digunakan sebagai pengukur berat badan yang diletakkan di bawah prototype
3. sensor ultrasonic digunakan sebagai pengukur tinggi pasien
4. sensor db18b20 digunakan sebagai pengukur suhu badan pasien.
5. tingkat akurasi mencapai 80% di setiap sensor yang telah diujikan.
 
7. Daftar Pustaka [Kembali]

Fajarianto, O. (2017). Sistem Penunjang Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan Dengan Metode Weighted Product. 1. 

Frendi Yandra, E., Pahlanop Lapanporo, B., & Ishak Jumarang, M. (2016). Rancang Bangun Timbangan Digital Berbasis Sensor Beban 5 Kg. 23-28.

 Hidayat, M. (2014). Sistem Informasi Manajemen Berbasis Desktop Pada Dept Harga. Tanggerang. 

Izzatul Islam, H. (2016). Sistem Kendali Suhu Dan Pemantauan Kelembaban Udara Ruangan Berbasis Arduino Uno Dengan Menggunakan Sensor DHT22. 5. 

Kadir, A. (2003). Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. 

Kumala. B. A. (2018). Indikator Level Air Menggunakan Sensor HC-SR04 Dengan Lampu RGB Dan Aplikasi Android Melalui Bluetooth. 

Sujadi, H., & Bastian, A. (2018, May). Design prototype detection tools of Porous Tree using microcontroller Arduino Uno R3 and piezoelectric sensor. In Journal of Physics: Conference Series (Vol. 1013, No. 1, p. 012163). IOP Publishing

8. Percobaan [Kembali]

8.1 Prosedur Percobaan


    1. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan
    2. Disarankan agar membaca datasheet setiap komponen
    3. Cari kompnen yang diperlukan di library proteus
    4. Pasang dan simulasikan rangkaian tersebut

8.2 Rangkaian Simulasi

8.3 Prinsip Kerja

Pada Mulanya pasien akan berdiri ditempat yang telah disediakan, kemudian berat pasien akan diukur melalui sensor loadcell tipe 10 kg, selanjutnya, pasien akan diminta untuk menempelkan ketiak nya pada sensor suhu DC18B20, untuk mengukur tinggi secara otomatis akan diukur oleh sensor ultrasonik yang nantinya ketiga data tersebut akan ditampilkan pada serial monitor.

8.4Listing Program

#include <Arduino.h>
#include "HX711.h"

// HX711 circuit wiring
const int LOADCELL_DOUT_PIN = 2;
const int LOADCELL_SCK_PIN = 3;

HX711 scale;

#include <OneWire.h>
#include <DallasTemperature.h>
#define ONE_WIRE_BUS 8

OneWire oneWire(ONE_WIRE_BUS);
DallasTemperature sensors(&oneWire);

float Celsius = 0;
float Fahrenheit = 0;

int trigPin = 12;
int echoPin = 11;


void setup() {

  sensors.begin();
  Serial.begin(9600);
  pinMode(trigPin, OUTPUT);
  pinMode(echoPin, INPUT);
  Serial.begin(57600);
  Serial.println("HX711 Demo by Satyam Singh");
  Serial.println("Initializing the scale");

  scale.begin(LOADCELL_DOUT_PIN, LOADCELL_SCK_PIN);

  Serial.println("Before setting up the scale:");
  Serial.print("read: \t\t");
  Serial.println(scale.read());      // print a raw reading from the ADC

  Serial.print("read average: \t\t");
  Serial.println(scale.read_average(20));   // print the average of 20 readings from the ADC

  Serial.print("get value: \t\t");
  Serial.println(scale.get_value(5));   // print the average of 5 readings from the ADC minus the tare weight (not set yet)

  Serial.print("get units: \t\t");
  Serial.println(scale.get_units(5), 1);  // print the average of 5 readings from the ADC minus tare weight (not set) divided
            // by the SCALE parameter (not set yet)
            
  scale.set_scale(36.059);
  //scale.set_scale(-471.497);                      // this value is obtained by calibrating the scale with known weights; see the README for details
  scale.tare();               // reset the scale to 0

  Serial.println("After setting up the scale:");

  Serial.print("read: \t\t");
  Serial.println(scale.read());                 // print a raw reading from the ADC

  Serial.print("read average: \t\t");
  Serial.println(scale.read_average(20));       // print the average of 20 readings from the ADC

  Serial.print("get value: \t\t");
  Serial.println(scale.get_value(5));   // print the average of 5 readings from the ADC minus the tare weight, set with tare()

  Serial.print("get units: \t\t");
  Serial.println(scale.get_units(5), 1);        // print the average of 5 readings from the ADC minus tare weight, divided
            // by the SCALE parameter set with set_scale

  Serial.println("Readings:");
}

void loop() {
  Serial.print("Weight in KG:\t");
  Serial.print(scale.get_units()/1000, 1);
  Serial.print("\t| average:\t");
  Serial.println(scale.get_units(10), 5);

  delay(100);

   sensors.requestTemperatures();

  Celsius = sensors.getTempCByIndex(0);
  Fahrenheit = sensors.toFahrenheit(Celsius);
 
  if(Celsius> -127){
  Serial.print(Celsius);
  Serial.print(" C  ");
  Serial.print(Fahrenheit);
  Serial.println(" F");

  delay(100);
}

digitalWrite(trigPin, LOW);
delayMicroseconds(100);
digitalWrite(trigPin, HIGH);
delayMicroseconds(100);
digitalWrite(trigPin, LOW);

int waktu = pulseIn(echoPin, HIGH);
int jarak= waktu*0.034/2;

Serial.print("Jarak dengan orang  : ");
Serial.println(jarak);

}




9. Video [Kembali]

  • Membuat alat PENGUKUR TINGGI BADAN berbasis ARDUINO UNO



  • CARA MENGGUNAKAN SENSOR SUHU DS18B20 ARDUINO



  • Video percobaan simulasi

  • SENSOR BERAT LOAD CELL DENGAN ARDUINO




10. Download File [Kembali]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  BAHAN PRESENTASI UNTUK  MATA KULIAH KIMIA  2020 OLEH: Daffa Erdinsyah Putra 2010953030 Dosen Pengampu: Darw...